Tifatul dan Hidayat Nur Wahid Berbeda Pendapat, Ini Reaksi LHI

Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring berharap semua kader PKS mengambil pelajaran dari vonis untuk Luthfi Hasan Ishaaq. Tifatul berharap seluruh kader PKS tidak memiliki niat untuk korupsi.

 

"Fakta persidangan harus jadi pelajaran semua orang, bahwa berniat pun sudah dihukum. Fakta persidangan, Pak Luthfi tidak terima uang langsung dari Indoguna. Yang terima (uang) Fathanah dan uang itu belum sampai (ke LHI). Kuota impor belum ditambah. Ini pelajaran bagi semua, khususnya bagi kader PKS, harus sangat berhati-hati, berniat saja tidak boleh," kata Tifatul di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/12/2013).

Ketua DPP PKS Hidayat Nur Wahid menyatakan, keputusan vonis tersebut adalah penzaliman yang akan semakin menguatkan partainya.

"Ini akan semakin membuat PKS solid karena merasa dizalimi bukan demi hukum, melainkan karena hukum ditampilkan tanpa mempertimbangkan banyak fakta hukum yang ada," ujar Hidayat saat dihubungi, Selasa (10/12/2013).


Mantan Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat ini pun mencurigai vonis majelis hakim sudah disiapkan jauh hari tanpa mempertimbangkan pembelaan dari Luthfi Hasan. Vonis yang dibacakan kemarin, kata Hidayat, hanyalah formalitas belaka.

"Kami merasa memang ada ketidakadilan hukum. Tapi, kami apresiasi dengan hakim yang berani menegakkan keadilan hukum, dengan dissenting opinion. Kalau dari saksi ahli, TPPU yang dilakukan KPK memang kebablasan," ucap Hidayat.

"Kami akan buktikan bahwa PKS memang tidak terlibat, dan pihak-pihak yang terlibat korupsi telah diperlakukan tidak adil," ucapnya.


Lalu bagaimana tanggapan Luthfi Hasan Ishaaq terkait vonis ini?

"Saya tidak menerima keputusan itu, dan akan melanjutkan proses hukum selanjutnya, baik di dunia maupun di akhirat nanti," kata dia di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

"Saya hanya memperkarakan masalah hukum. Tidak ada satu pun dari pembelaan yang diajukan pengacara saya jadi pertimbangan," kata dia. Padahal, kata Luhtfi, pengacaranya telah bekerja keras dan membuktikan satu per satu bukti yang ada.

Luthfi menuding KPK telah menghalalkan segala cara untuk mengorbankannya dalam pengenaan pasal tindak pidana pencucian uang yang terlalu dipaksakan. "Rasanya di bidang tindak pidana korupsi pun tidak jauh berbeda," ujar bekas anggota Komisi Pertahanan DPR RI ini.




Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menyatakan, Luthfi terbukti menerima suap Rp 1,3 miliar dari Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman melalui Ahmad Fathanah dan terbukti melakukan pencucian uang.

Uang itu diterima Luthfi ketika masih menjabat anggota Komisi I DPR RI dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Untuk tindak pidana korupsi, Luthfi dianggap melanggar Pasal 12 huruf a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Inilah Kondom Paling Tipis Di Dunia

how to use condoms
Para ilmuwan secara terus-menerus mencari alat kontrasepsi ternyaman dengan perlindungan terbaik untuk dipasarkan. Terkini, para ilmuwan dari Jepang, tepatnya Sagami Rubber, menciptakan kondom yang diklaim tertipis sedunia.

Satu dekade lamanya para peneliti di Sagami Rubber mengetes sekitar 20.000 kondom dan mendesain kondom tertipis. Tahun ini, Sagami memperkenalkan kondom berketebalan sekitar 0,01 milimeter. Sebagai perbandingan, secara rata-rata, sehelai rambut manusia memiliki ketebalan sekitar 0,06 milimeter.

Diklaim salah satu peneliti, ini adalah kondom tertipis sedunia, namun pihaknya tak akan berhenti mencoba menciptakan lebih tipis, bahkan tengah mencoba menciptakan dengan ketebalan hingga 0,009 milimeter bahkan 0,008 milimeter.

Namun, untuk saat ini, kondom yang mereka miliki, yang mereka sebut Sagami Original, dengan ketebalan 0,01 milimeter, akan dipasarkan dengan harga sekitar US$ 12.

Menurut hasil tinjauan salah satu pengguna, Sagami Original, dikutip dari Medical Daily, Minggu (8/12) selain tipis, kondom ini punya kelebihan lain, yakni tidak berbau. Kebanyakan kondom berbau seperti karet lateks.

Sebelumnya, Sagami pernah memperkenalkan kondom dengan ketebalan 0,02 milimeter. Sagami adalah pembuat kondom pertama dari Jepang, dan yang pertama memperkenalkan kondom berwarna ke dunia.

Dikabarkan, peneliti terus mencari material yang bisa menandingi kondom Sagami. Salah satu material yang diusulkan adalah "graphene". Konon, "graphene" bisa setebal satu atom namun lebih tahan ketimbang berlian. Namun, belum diketahui kapan kondom jenis ini akan diproduksi secara massal.


Sumber:Medical Daily

Foto-foto Tragedi Kecelakaan KRL 1131 dan Truk Tangki BBM 09/12/2013

        KRL 1131 jurusan Serpong-Tanah Abang menabrak sebuah truk tangki di pintu pelintasan Pondok Betung, Pesanggrahan, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin 09 Desember 2013 sekitar pukul 11.15 WIB.

         Truk tangki yang ditabrak oleh KRL tersebut mengangkut BBM jenis premium sebanyak 24 kiloliter atau 24.000 liter.


















Foto-foto Menakjubkan Gardens By The Bay Singapura Taman Kota Terbesar di Dunia

Gardens By The Bay diresmikan pada akhir Juni 2012 lalu dan butuh waktu 8 tahun untuk membangunnya. Taman dengan luas 101 hektar, yang bisa ditempuh hanya dalam lima menit berjalan kaki dari pusat kota dan yang terletak di area Marina Bay ini, menjadi habitat bagi lebih dari seperempat juta tanaman langka. Secara keseluruhan, taman ini terdiri atas tiga kebun; Bay South, Bay East, and Bay Central. Dari pinggir teluk, Anda dapat menikmati pemandangan gedung-gedung pencakar langit di kawasan finansial Marina Bay.

Di Bay South — taman pinggir teluk terbesar — Anda akan menemukan Supertree yang futuristis, kebun vertikal 16 lantai yang membuat lanskap terasa lebih mengejutkan dan nyata. Berjalanlah di atas jembatan gantung di antara supertree atau naiklah ke bar di puncak supertree tertinggi untuk menikmati pemandangan seluruh kebun dari atas. Supertree ini bukan sekadar hiasan estetis; konstruksi ini juga berfungsi menampung air hujan, menghasilkan tenaga surya, dan menjadi saluran irigasi untuk konservatori taman tersebut.

Conservatories, yang memiliki konsep Cloud Forest dan Flower Dome, adalah salah satu fitur unggulan lainnya, yaitu tempat berteduh dari terik matahari tropis. Flower Dome meniru iklim dingin-kering Mediterania dan kawasan sub-tropis semi arid seperti di Afrika Selatan, dan beberapa bagian Eropa seperti Spanyol dan Italia. Cloud Forest mengadaptasi iklim dingin berembun yang ditemukan di kawasan Tropis Montane pada ketinggian antara 1.000 sampai 3.500 meter dari permukaan laut, seperti Gunung Kinabalu di Sabah, Malaysia, dan dataran tinggi di Amerika Selatan.

Bay East adalah kombinasi unik paviliun-paviliun nan cantik, dataran yang subur, pohon kelapa dan berbagai jenis bunga, sempurna sebagai tujuan jalan-jalan di sore hari atau berpiknik bersama keluarga dan teman-teman. Bay East juga menawarkan pemandangan yang luar biasa dari gedung-gedung pencakar langit di kawasan finansial Marina Bay di sepanjang pinggir teluk sejauh dua kilometer.


Kesadaran Pemerintah Singapura akan Ruang Terbuka Hijau bisa dilihat dari pembangunan taman ini. Setiap jenis tanaman yang hampir punah banyak ditemukan disini dan semuanya disesuaikan dengan iklim dimana tanaman tersebut tumbuh. Ini sebuah konsep luar biasa untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan tanaman kepada banyak orang dan sarana wisata baru bagi warga Singapura dan wisatawan

GARDENS BY THE BAY
18 Marina Gardens Drive, Singapore 018953
Facebook: Gardens by the Bay
Telephone: +65 6420 6848
Email: feedback@gardensbythebay.com.sg
Website: http://www.gardensbythebay.com.sg

Access to the outdoor gardens at Bay South is free, while admission charges apply to the Cooled Conservatories and OCBC Skyway.

Two Conservatories Entrance Fee: S$28 Adult and Senior Citizen  | S$15 Child (age 3-12)
OCBC Skyway Fee: S$5 Adult and Senior Citizen | S$3 Child (age 3-12)

Garden Cruiser: S$5 Adult and Senior Citizen | S$3 Child (age 3-12)

Buy your tickets online here: https://ticketing.gardensbythebay.com.sg/ticketing.aspx

Garden Hours:
Bay South Outdoor Gardens: Opens 5:00 AM - 2:00 AM daily
Cooled Conservatories & OCBC Skyway: Opens 9:00 AM - 9:00 PM daily
Last ticket sale at 8:00 PM daily
Last admission at 8:30 PM daily

Garden Cruiser Hours:
Monday* - Friday:  9:30 AM - 5:00 PM (Last ride)
*Service begins at 12:00 PM every first Monday of the month
Saturday, Sunday, eve of and on PH: 9:30 AM - 4:00 PM (Last ride)


sumber : yoursingapore.com dan berbagai sumber

Inilah foto-fotonya :















[Disturbing Video] Buddhist Family Beheaded in Narathiwat


More than than 4000 people killed in 7 years by Muslims extremists in south of Thailand killing police, military, teachers, monks and even peaceful family.

Just few lines in the news papers, almost nothing in Thai newspapers!

This video shows a whole family hanged or beheaded, including a 9 years old kid in Narathiwat district located a deep south Thailand.

Official Trailer The Amazing Spider-Man 2 is Released

Pihak Sony Pictures telah merilis trailer resmi The Amazing Spider-Man 2.

The Amazing Spider-Man 2 May 2, 2014


Di film ini Andrew Garfield dan Emma Stone masih tetap beraksi. Di sekuel ini juga akan hadir 'musuh' baru Spider-Man, yaitu Electro yang diperankan oleh Jamie Fox, Dane DeHaan sebagai Harry Osborn, Paul Giamatti, Chris Cooper, Sally Field dan Denis Leary.

Film ini akan dirilis dibioskop-bioskop dunia pada tanggal 2 Mei 2014.


Katy Perry Menjadi Duta Unicef Lengkap dengan Video Unconditionally

Katy Perry telah menjadi Duta  Unicef terbaru.

Kunjungan pertamanya sebagai duta besar unicef berlangsung di Madagascar. Madagaskar merupakan salah satu negara termiskin di dunia yang berada di negara pulau tropis di Samudra Hindia, lepas pesisir timur Afrika.



Kunjungan ini menjadi inspirasi terbaru baik albumnya Prism krn melalui kegiatan barunya ini visi dan inspirasinya tentu bertambah.

Pada video ini Katy mengusung lagunya berjudul Unconditionally sebagai penggambaran cintanya pada tugas barunya bagi kemiskinan, kekerasan terhadap anak dan penolakan.

The Most Popular Video In India, Blue Eyes by Honey Singh

Blue Eyes Lyric by Honey Singh

Blue eyes hypnotize teri kardi ai mennu
I swear! chhoti dress mein bomb lagdi mennu
Glossy lips, uff yeh tricks
Baby lagdi ai killer
Oh yeah oh yeah
Katal kare tera bomb figure

Blue eyes, hypnotize teri kardi ai mennu
I swear ! chhoti dress mein bomb lagdi mennu
(bomb lagdi mennu, bomb lagdi mennu)
(mennu..)

Yo Yo Honey Singh


Meri aankhon mein dekha kar
Jab mein baat karta hun
Main woh londa nahi jo tere saath padta hun
White ghini laya hun
Tujhe pick kar lun
Dekh lunga aashiq or teri teacher nu
Leke chalu ride pe phir chhat kholke
Seedhi baat karu, na karu tolmol ke tonight
I gotta hold you tight
Aaj hogi late phone karke ghar pe bolde

Blue eyes, hypnotize teri kardi ai mennu
I swear ! choti dress mein bomb lagdi mainu
Glossy lips, uff yeh tricks
Baby lagdi ai killer
Oh yeah! oh yeah!
Katal kare tera bomb figure (figure..)

Ghar pe chalna hai yaa pehle jayegi club
Nahi, mera matlab, Ghar ke Club?
Tab lunga left, nahi to right!
Club mein hoga shor, baby ghar pe pillow fight
You decide ki kya karna hai
Tujhko to zara sa bhi dar na hai
Champagne ger di hai tune meri pant pe
Aur kehti hai change karlo hotel leke rent pe

Blue eyes, hypnotize teri kardi ai mennu
I swear! Choti dress mein bomb lagdi mainu
Glossy lips, uff yeh tricks
Baby lagdi ai killer
Oh yeah! Oh yeah!
Katal kare tera bomb figure

Suna tere college mein mere gaane ban hai
Padhne likhne ka tera na koi plan hai
Pass kara dun, phone ghuma dun
Principal bhi baby Yo Yo ki fan hai
Teri principal bhi baby Yo Yo ki fan hai
Kehndi Yo Yo Honey Singh!

Blue Eyes, hypnotize teri kardi ai mennu
I swear! Chhoti dress mein bomb lagdi mennu
Glossy lips, uff yeh tricks
Baby lagdi ai killer
Oh yeah! oh yeah!
Katal kare tera bomb figure

Blue Eyes, hypnotize teri kardi a mennu
I swear! Chhoti dress mein bomb lagdi mennu
Bomb lagdi mainu, bomb lagdi mainu...

Mafia Uang Pada Grup Media Pengakuan Eks Wartawan Tempo



 Saya adalah seorang perempuan biasa yang sempat bercita-cita menjadi seorang wartawan. Menjadi wartawan TEMPO tepatnya. Kekaguman saya terhadap sosok Goenawan Mohamad yang menjadi alasan utamanya. Dimulai dari mengoleksi coretan-coretan beliau yang tertuang dalam ‘Catatan Pinggir’ hingga rutin membaca Majalah TEMPO sejak masih duduk di bangku pelajar, membulatkan tekad saya untuk menjadi bagian dalam grup media TEMPO.

Dengan polos, saya selalu berpikir, salah satu cara memberikan kontribusi yang mulia kepada masyarakat, mungkin juga negara adalah dengan menjadi bagian dalam jejaring wartawan TEMPO. Apalagi, sebagai awam saya selalu melihat TEMPO sebagai media yang bersih dari praktik-praktik kotor permainan uang. Permainan uang ini, dikenal dalam dunia wartawan dengan istilah ‘Jale’ yang merupakan perubahan kata dari kosakata ‘Jelas’.

“Jelas nggak nih acaranya?”

“Ada kejelasan nggak nih?”

“Gimana nih broh, ada jale-annya nggak?”

Kira-kira begitu pembicaraan yang sering saya dengar di area liputan. Istilah ‘Jelas’ berarti acara liputannya memberikan ongkos transportasi alias gratifikasi kepada wartawan, dengan imbal balik tentunya penulisan berita yang positif. Dari kata ‘Jelas’, kemudian bergeser istilah menjadi ‘Jale’ yang menjadi kosakata slank untuk ‘Uang Transportasi Wartawan’.

Perilaku menerima uang sudah menjadi sangat umum dalam dunia wartawan. Saya pribadi jujur sangat jijik dengan perilaku tersebut.

Ketika (akhirnya) saya bergabung dengan grup TEMPO di tahun 2006, sebagaimana cita-cita saya dulu sekali, saya merasa lega.

“Setidaknya, saya tidak menjadi bagian dari media-media ecek-ecek yang kotor dan sarat permainan uang” pikir saya.

Dulu, saya berpikir, media besar seperti TEMPO, Kompas, Bisnis Indonesia, Jawa Pos dan sebagainya, tidak mungkin bermain uang dalam peliputannya. Dulu, saya pikir, hanya media-media tidak jelas saja yang bermain seperti itu.

Namun fakta berkata lain. Sempat tidak percaya karena begitu dibutakan kekaguman saya pada kewartawanan, Goenawan Mohamad, TEMPO dan lainnya, saya sempat menolak percaya bahwa wartawan-wartawan TEMPO, Kompas, Bisnis Indonesia, Jawa Pos, Antara dan lain-lainnya, rupanya terlibat juga dalam jejaring permainan uang.

Media-media tidak jelas atau yang lebih dikenal dengan media Bodrek bermain uang dalam peliputannya. Hanya saja, dari segi uang yang diterima, saya bisa katakan kalau itu hanya Uang Receh.

Mafia-nya bukan disitu. Media-media Bodrek bukan menjadi mafia permainan uang dalam jual beli pencitraan para raksasa politik, korporasi, pemerintahan. Adalah media-media besar seperti TEMPO, Kompas, Detik, Antara, Bisnis Indonesia, Investor Daily, Jawa Pos dan sebagainya, yang menjadi pelaku jual beli pencitraan alias menjadi mafia permainan uang wartawan.
    Siapa tak kenal Fajar (Kompas) yang menjadi kepala mafia uang dari Bank Indonesia dalam permainan uang di kalangan wartawan perbankan?

    Siapa tak kenal Kang Budi (Antara News) yang mengatur seluruh permainan uang di kalangan wartawan Bursa Efek Indonesia?

    Siapa tak kenal duet Anto (Investor Daily) dan Yusuf (Bisnis Indonesia) yang mengatur peredaran uang wartawan di sektor Industri?

    Banyak lagi lainnya, yang tak perlu saya ungkap disini. Tapi beberapa nama berikut ini, sungguh menyakitkan hati dan pikiran saya, sempat menggoyahkan iman saya, lantas betul-betul membuat saya kehilangan iman.

    Adalah Bambang Harimurti (eks Pimred TEMPO yang kemudian menjadi pejabat Dewan Pers, juga salah satu orang kepercayaan Goenawan Mohamad di grup TEMPO) yang menjadi kepala permainan uang di dalam grup TEMPO.

    Siapa bilang TEMPO bersih?

Saya melihat sendiri bagaimana para wartawan TEMPO memborong saham-saham grup Bakrie setelah TEMPO mati-matian menghajar grup Bakrie di tahun 2008 yang membuat saham Bakrie terpuruk jatuh ke titik terendah. Ketika itu, tak sedikit para petinggi TEMPO yang melihat peluang itu dan memborong saham Bakrie.

Dan rupanya, perilaku yang sama juga terjadi pada media-media besar lainnya, seperti yang sebut di atas.
    Memang, secara gaya, permainan uang dalam grup TEMPO berbeda gaya dengan grup Jawapos. Teman saya di Jawapos mengatakan, falsafah dari Dahlan Iskan (pemilik grup Jawapos) adalah, gaji para wartawan Jawapos tidak besar, namun manajemen Jawapos menganjurkan para wartawannya mencari ‘pendapatan sampingan’ di luar. Syukur-syukur bisa mendatangkan iklan bagi perusahaan.

TEMPO berbeda. Kami, wartawannya, digaji cukup besar. Start awal, di angka 3 jutaan. Terakhir malah mencapai 4 jutaan. Bukan untuk mencegah wartawan TEMPO bermain uang seperti yang dipikir banyak orang. Rupanya, agar para junior berpikir demikian, sementara para senior bermain proyek pemberitaan.

Media sekelas TEMPO, Kompas, Bisnis Indonesia dan sebagainya yang sebut tadi di atas, tidak bermain Receh. Mereka bermain dalam kelas yang lebih tinggi. Mereka tidak dibayar per berita tayang seperti media ecek-ecek. Mereka di bayar untuk suatu jasa pengawalan pencitraan jangka panjang.

    Memangnya, ketika TEMPO begitu membela Sri Mulyani, tidak ada kucuran dana dari Arifin Panigoro sebagai pendana Partai SRI?

    Memangnya, ketika TEMPO menggembosi Sukanto Tanoto, tidak ada kucuran dana dari Edwin Surjadjaja (kompetitor bisnis Sukanto Tanoto)?

    Memangnya, ketika TEMPO usai menghajar Sinarmas, lalu balik arah membela Sinarmas, tidak ada kucuran dana dari Sinarmas? Memang dari mana Goenawan Mohamad mampu membangun Salihara dan Green Gallery?

    Memangnya, ketika grup TEMPO membela Menteri BUMN Mustafa Abubakar dalam Skandal IPO Krakatau Steel dan Garuda, tidak ada deal khusus antara Bambang Harimurti dengan Mustafa Abubakar? Saat itu, Bambang Harimurti juga Freelance menjadi staff khusus Mustafa Abubakar.

    Memangnya, ketika TEMPO mengangkat kembali kasus utang grup Bakrie, tidak ada kucuran dana dari Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang saat itu sedang bermusuhan dengan Bakrie? Lin Che Wei sebagai penyedia data keuangan grup Bakrie yang buruk, semula menawarkan Nirwan Bakrie jasa ‘Tutup Mulut’ senilai Rp 2 miliar. Ditolak oleh bos Bakrie, Lin Che Wei kemudian menjual data ini ke Agus Marto yang sedang berseberangan dengan grup Bakrie terkait sengketa Newmont. Agus Marto sepakat bayar Rp 2 miliar untuk mempublikasi data buruk grup Bakrie tersebut. Grup TEMPO sebagai gerbang pembuka data tersebut kepada masyarakat dan media-media lain, dapat berapa ya? Lin Che Wei dapat berapa?

Fakta-fakta itu, yang semula begitu enggan saya percayai karena fundamentalisme saya yang begitu buta terhadap TEMPO, sempat membuat saya frustrasi. Kalau boleh saya samakan, mungkin kebimbangan saya seperti seorang yang hendak berpindah agama. Spiritualitas dan mentalitas saya goncang akibat adanya fakta-fakta tersebut. Bukan hanya fakta soal permainan mafia grup TEMPO, tetapi juga fakta bahwa media-media besar bersama wartawan-wartawannya, lebih jauh terlibat dalam permainan uang dan jual beli pencitraan, layaknya jasa konsultan.

Mereka, media-media besar ini, tidak bermain Receh, mereka bermain dalam cakupan yang lebih luas lagi, baik deal politik tingkat tinggi, juga transaksi korporasi kelas berat.

Namun semua itu sebetulnya tidak terlalu saya masalahkan, hingga suatu hari saya lihat sendiri bahwa permainan uang dan jual beli pencitraan juga terjadi pada media tempat saya bekerja, TEMPO. Dikepalai oleh Bambang Harimurti sebagai salah satu Godfather mafia permainan uang dan transaksi jual beli pencitraan dalam grup TEMPO, kini tidak hanya bergerak dari dalam TEMPO, tetapi sudah menjadi jejaring antara grup TEMPO dengan para eks-wartawan TEMPO yang membangun kapal-kapal semi-konsultan untuk memperluas jaringan mereka, masih di bawah Bambang Harimurti.

Saya pribadi, memutuskan resign dari TEMPO pada awal tahun 2013. Muak dengan segala kekotoran TEMPO, kejorokan media-media di Indonesia, kejijikan melihat jejaring permainan uang dan jual beli pencitraan di kalangan wartawan TEMPO dan media-media besar lainnya.

Praktik mafia TEMPO kini semakin menjadi-jadi.

Agustus lalu, masih di tahun 2013, saya sempat mampir ke Bank Mandiri pusat di jalan Gatot Subroto. Saat itu, saya sudah resign dari grup TEMPO. Tak perlu saya sebut, kini saya bekerja sebagai buruh biasa di sebuah perusahaan kecil-kecilan, namun jauh dari permainan kotor TEMPO.

Di gedung pusat Bank Mandiri itu, saya memang janjian dengan eks-wartawan TEMPO bernama Eko Nopiansyah yang kini bekerja sebagai Media Relations Bank Mandiri. Ia keluar dari TEMPO dan pindah ke Bank Mandiri sejak tahun 2009, karena dibajak oleh Humas Bank Mandiri Iskandar Tumbuan.

Pada pertemuan santai itu, hadir juga Dicky Kristanto, eks-wartawan Antara yang kini juga menjabat sebagai Media Relations Bank Mandiri. Kami bincang bertiga. Pak Iskandar, yang dulu juga saya kenal ketika sempat meliput berita-berita perbankan sempat mampir menemui kami bertiga. Namun karena ada meeting dengan bos-bos Mandiri, pak Iskandar pun pamit.

Sambil menyeruput kopi pagi, saya berbincang bersama Eko dan Dicky. Mulai dari obrolan ringan seputar kabar masing-masing, hingga bicara konspirasi politik dan berujung pada obrolan soal aksi lanjutan TEMPO dalam ‘memeras’ Bank Mandiri terkait kasus SKK Migas.

Saya lupa siapa yang memulai pembicaraan mengagetkan itu, meski sebetulnya kami sudah tidak kaget lagi karena memang kami, kalangan wartawan (atau eks-wartawan) sudah paham betul perilaku wartawan.

Siapapun itu, Eko maupun Dicky menuturkan keluhannya terhadap grup TEMPO. Begini ceritanya.

“Ketika kasus suap SKK Migas yang melibatkan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini terkuak, saat itu beliau juga menjabat sebagai Komisaris Bank Mandiri. Dan memang harus diakui bahwa aktivitas transaksi suap, pencairan dana dan sebagainya, menggunakan rekening Bank Mandiri. Tapi ya itu kami nilai sebagai transaksi individu. Karena berdasarkan UU Kerahasiaan Nasabah, kami Bank Mandiri pun tidak dapat melihat dan memang tidak diizinkan menilai tujuan dari sebuah transaksi pencairan, transfer atau apapun, kecuali ada permintaan dari pihak Bank Indonesia, PPATK, pokoknya yang berwenang. Oleh sebab itu, kami tidak terlalu memusingkan soal apakah Bank Mandiri akan dilibatkan dalam kasus SKK Migas,” tuturnya.

“Tiba-tiba, masuklah proposal kepada divisi Corporate Secretary dan Humas Bank Mandiri dari KataData. Itu lho lembaga barunya Metta Dharmasaputra (eks-wartawan TEMPO) yang didanai oleh Lin Che Wei (eks-broker Danareksa). Gua kira KataData murni bergerak di bidang pemberitaan. Eh, nggak taunya KataData juga bergerak sebagai lembaga konsultan. Jadi KataData menawarkan jasa solusi komunikasi kepada Bank Mandiri untuk berjaga-jaga apabila isu SKK Migas meluas dan mengaitkan Bank Mandiri sebagai fasilitator aksi suap,” ungkapnya.

“Rekomendasinya sih menarik, KataData menawarkan agar aksi suap SKK Migas dipersonalisasi menjadi hanya kejahatan Individu, bukan kejahatan kelembagaan, baik itu lembaga SKK Migas maupun Bank Mandiri. Apalagi, Metta mengatakan bahwa tim KataData juga sudah bergerak di social media untuk mendiskreditkan Rudi Rubiandini dalam isu perselingkuhan, sehingga akan mempermudah proses mempersonalisasi kasus suap SKK Migas menjadi kejahatan individu semata,” jelasnya.

“Data-data yang ditampilkan KataData memang menarik, karena riset data dilakukan oleh IRAI, lembaga riset milik Lin Che Wei yang menjadi penyedia data utama KataData. Kalau tidak salah waktu itu data utang-utang grup Bakrie yang dibongkar TEMPO juga dari IRAI ya? Itu lho, yang tadinya ditawarin ke pak Nirwan dan karena ditolak kemudian dibayarin Agus Marto Rp 2 miliar untuk menghajar grup Bakrie,” papar dia.

“Kita sih waktu itu melaporkan proposal tersebut kepada para direksi Bank Mandiri. Dan selama sekitar 2 pekan, memang belum ada arahan dari direksi mau diapakan proposal tersebut. Penjelasan pak Iskandar (humas Bank Mandiri) sih, direksi masih melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN dan pemerintahan. Biar bagaimanapun ini isu besar, salah langkah bisa berabe akibatnya. Gua sih yakin, saat itu bos-bos lagi memetakan dulu kemana arah isu ini sebelum memberikan jawaban terhadap proposal yang masuk. Karena selain KataData juga ada dari pihak-pihak konsultan lainnya,” kata dia.

“Eeh, tau-tau Pak Iskandar bilang, gila, TEMPO makin jadi aja kelakuannya. Masak BHM (Bambang Harimurti) sampai menelpon langsung ke pak Budi (Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin) terkait proposal KataData yang memang belum kita respon karena masih memetakan arah isunya. Secara tersirat kita tau lah telepon itu semacam ancaman halus dari BHM dan KataData bahwa jika tidak segera direspon, maka data-data akan dipublikasi, tentunya dalam cara TEMPO mempublikasi data dong yang selalu penuh asumsi dan bertendensi negatif,” ungkap dia.

“Menurut Pak Iskandar, meski sudah diperingati soal bahaya menolak tawaran (alias ancaman) TEMPO grup adalah terjadinya serangan isu negatif kepada Bank Mandiri, rupanya Pak Budi (Direktur Utama Bank Mandiri) bersikeras tidak takut terhadap grup TEMPO. Penolakan memberikan respon cepat terhadap proposal KataData pun disampaikan kepada BHM (Bambang Harimurti),” singkap dia.

“Alhasil, terbitlah Majalah TEMPO edisi 18 Agustus 2013 dengan judul Setelah Rudi, Siapa Terciprat? yang isinya begitu mendiskreditkan Bank Mandiri dalam kasus SKK Migas. TEMPO membentuk opini bahwa aksi suap Rudi Rubiandini tidak akan terjadi apabila Bank Mandiri tidak memfasilitasinya,” keluh dia.

“Ini kan semacam pemerasan halus atau pemerasan Kerah Putih dari jejaring TEMPO (Bambang Harimurti), KataData (Metta Dharmasaputra, Eks-Wartawan TEMPO) dan IRAI (Lin Che Wei, Eks-Broker Danareksa dan pendana utama KataData). Begitu edisi tersebut tayang, kita sih tepuk dada saja menghadapi mafia TEMPO dalam memeras korban-korbannya. Biasanya memang begitu polanya. Begitu ada kasus skala nasional, calon-calon korban seperti kita (Bank Mandiri) akan didekati oleh mereka, ditawari jasa konsultan dengan ancaman kalau tidak deal, ya di blow up. Padahal data yang mereka publish tidak sepenuhnya benar. Tapi semua orang juga tau kalau TEMPO sangat pintar memainkan asumsi dan tendensi negatif,” keluh dia.

Mendengar cerita tersebut, dalam hati saya bersyukur kalau saya sudah tidak lagi menjadi bagian dari TEMPO yang sudah tidak bersih lagi. Mereka sudah menjadi bagian dari praktik mafia permainan uang wartawan dan transaksi jual beli pencitraan. Sama saja dengan media-media lainnya kayak Kompas, Antara, Detik, Bisnis Indonesia, Investor Daily, Jawa Pos dan lain-lain.

Saya lega sudah dibukakan mata dan tidak lagi buta terhadap TEMPO maupun mimpi saya menjadi seorang wartawan yang bersih. Sulit menjadi bersih di kalangan wartawan. Godaan begitu banyak. Tidak hanya di luar organisasi tempat kamu bekerja, tetapi juga di dalam organisasi tempatmu bekerja.

Hampir mirip seperti PNS, mengikuti arus korupsi adalah sebuah keharusan, karena jika tidak, karirmu akan mandek. Korupsi yang melembaga tidak hanya terjadi di lembaga pemerintah. Jejaring wartawan, media seperti yang terjadi pada grup TEMPO, meski mereka seringkali memeras dengan ‘kedok’ melawan korupsi, toh kenyataannya grup TEMPO telah menjadi bagian dari praktik mafia permainan uang wartawan dan transaksi jual beli pencitraan.

TEMPO dan media-media besar lainnya tidak lagi bersih. Korupsi dalam grup TEMPO telah melembaga alias terorganisir, sebagaimana korupsi di organisasi pemerintahan, departemen dan sebagainya.

Saya bersyukur dibukakan mata dan dijauhkan dari dunia itu. Lebih senang dan tenang batin bekerja sebagai buruh biasa seperti yang saya lakukan kini.

Insya Allah jauh dari dunia hitam. (Jilbab Hitam, mantan wartawan Tempo/ KCM/Kompasiana)


wibiya widget