Tangkap Presiden PKS, Suap Daging Impor dan Daging Maharani
Saat penangkapan ternyata ditemukan uang suap sebanyak 1 Miliar rupiah dan (mungkin) gratifikasi seks oleh seorang mahasiswi PTS terkemuka di Jakarta Selatan bernama Maharani.
Pada Selasa (29/1) siang, KPK memperoleh informasi soal adanya penyuapan impor daging sapi. Kemudian KPK menguntit Ahmad Fathoni, sekretaris pribadi Luthfi Hassan Ishaaq. Dari situ diperoleh informasi serah terima uang akan dilakukan di kantor PT Indoguna Utama di kawasan Jakarta Timur.
Di kantor PT Indoguna Utama sudah ada Juard Effendi dan Arya Arbi Effendi. Keduanya direktur perusahaan tersebut. Di situ kemudian dilakukan proses serah terima uang senilai Rp 1 miliar dari Juard dan Arya kepada Ahmad.
"Setelah terjadi serah terima di PT IU, AF meluncur ke sebuah hotel di Jakarta," kata Johan dalam konferensi pers di kantor KPK, Rabu (30/1).
Menurut Johan, di hotel Le Meridien tersebut Ahmad bertemu dengan seorang wanita, bernama Maharani.
Setelah memastikan uang tersebut telah berpindah tangan ke Ahmad, KPK melakukan penangkapan terhadap Ahmad pada pukul 20.20 WIB. Uang tersebut, diduga merupakan suap untuk memuluskan anggaran proyek di DPR.
Pada proses penangkapan tersebut, KPK juga mengamankan seorang wanita bernama Maharani. KPK pun ikut mengamankan supir Ahmad.
Ternyata di sebuah kamar, Maharani sudah dipersiapkan untuk Ahmad Fathanah. Maharani diberi imbalan Rp 10 juta untuk menemani Ahmad Fathanah di hotel.
Di jok belakang mobil Ahmad, KPK mendapati uang senilai Rp 1 miliar dalam pecahan Rp 100.000. Selain itu, KPK juga mengamankan berkas-berkas dan buku tabungan.
Sementara Juard dan Arya ditangkap KPK di kediaman Arya, Taman Duren Sawit Jakarta Timur sekitar pukul 22.30 WIB. "Setelah penangkapan itu, mereka diperiksa marathon di KPK " kata Johan.
Dari lima orang yang ditangkap KPK, hanya empat orang yang ditetapkan tersangka. Mereka adalah Lutfi Hasan Ishaq, Ahmad Fathanah, Juard Effendi dan Arya Ardi Effendi. Adapun Maharani, tidak ditetapkan sebagai tersangka.
"Dari hasil pemeriksaan, M (Maharani) tidak terkait dengan perkara suap impor daging. Makanya akan kita pulangkan," kata Johan kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (31/1) dini hari.
Pantauan merdeka.com, Maharani keluar dari Gedung KPK setelah selesai menjalani pemeriksaan pada pukul 02.13 WIB. Saat keluar dia dikawal oleh dua petugas keamanan KPK. Sebuah taksi sudah siaga di depan pelataran KPK.
Maharani yang mengenakan kaus lengan panjang hitam dan rok jeans mini, serta bersepatu hak tinggi itu dan membawa sebuah tas, berjalan sambil tertunduk malu. Tubuhnya tinggi semampai, kulitnya putih, dan wajah cantik. Saat berjalan memasuki taksi, Maharani tidak menjawab pertanyaan para jurnalis.
Keberadaan M (Maharani) saat operasi penangkapan dilakukan penyidik KPK, masih menjadi tanda tanya. Saat itu, M sedang menemani AF (Ahmad Fatullah), orang yang diduga orang dekat Luthfi Hassan Ishaaq di Hotel Le Meridien.
Johan Budi tak menjelaskan secara rinci apa yang diperbuat oleh AF dan M sebelum ditangkap penyidik KPK. Hal itu jelas membangkitkan rasa penasaran apa yang diperbuat keduanya. Apalagi M diketahui berusia muda. Tentu menimbulkan kecurigaan jika keduanya berada dalam hotel. Anggapannya pun cenderung miring soal perbuatan keduanya.
Pada Selasa (29/1) siang, KPK memperoleh informasi soal adanya penyuapan impor daging sapi. Kemudian KPK menguntit Ahmad Fathoni, sekretaris pribadi Luthfi Hassan Ishaaq. Dari situ diperoleh informasi serah terima uang akan dilakukan di kantor PT Indoguna Utama di kawasan Jakarta Timur.
Di kantor PT Indoguna Utama sudah ada Juard Effendi dan Arya Arbi Effendi. Keduanya direktur perusahaan tersebut. Di situ kemudian dilakukan proses serah terima uang senilai Rp 1 miliar dari Juard dan Arya kepada Ahmad.
"Setelah terjadi serah terima di PT IU, AF meluncur ke sebuah hotel di Jakarta," kata Johan dalam konferensi pers di kantor KPK, Rabu (30/1).
Menurut Johan, di hotel Le Meridien tersebut Ahmad bertemu dengan seorang wanita, bernama Maharani.
Setelah memastikan uang tersebut telah berpindah tangan ke Ahmad, KPK melakukan penangkapan terhadap Ahmad pada pukul 20.20 WIB. Uang tersebut, diduga merupakan suap untuk memuluskan anggaran proyek di DPR.
Pada proses penangkapan tersebut, KPK juga mengamankan seorang wanita bernama Maharani. KPK pun ikut mengamankan supir Ahmad.
Ternyata di sebuah kamar, Maharani sudah dipersiapkan untuk Ahmad Fathanah. Maharani diberi imbalan Rp 10 juta untuk menemani Ahmad Fathanah di hotel.
Di jok belakang mobil Ahmad, KPK mendapati uang senilai Rp 1 miliar dalam pecahan Rp 100.000. Selain itu, KPK juga mengamankan berkas-berkas dan buku tabungan.
Sementara Juard dan Arya ditangkap KPK di kediaman Arya, Taman Duren Sawit Jakarta Timur sekitar pukul 22.30 WIB. "Setelah penangkapan itu, mereka diperiksa marathon di KPK " kata Johan.
Dari lima orang yang ditangkap KPK, hanya empat orang yang ditetapkan tersangka. Mereka adalah Lutfi Hasan Ishaq, Ahmad Fathanah, Juard Effendi dan Arya Ardi Effendi. Adapun Maharani, tidak ditetapkan sebagai tersangka.
"Dari hasil pemeriksaan, M (Maharani) tidak terkait dengan perkara suap impor daging. Makanya akan kita pulangkan," kata Johan kepada wartawan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (31/1) dini hari.
Pantauan merdeka.com, Maharani keluar dari Gedung KPK setelah selesai menjalani pemeriksaan pada pukul 02.13 WIB. Saat keluar dia dikawal oleh dua petugas keamanan KPK. Sebuah taksi sudah siaga di depan pelataran KPK.
Maharani yang mengenakan kaus lengan panjang hitam dan rok jeans mini, serta bersepatu hak tinggi itu dan membawa sebuah tas, berjalan sambil tertunduk malu. Tubuhnya tinggi semampai, kulitnya putih, dan wajah cantik. Saat berjalan memasuki taksi, Maharani tidak menjawab pertanyaan para jurnalis.
Keberadaan M (Maharani) saat operasi penangkapan dilakukan penyidik KPK, masih menjadi tanda tanya. Saat itu, M sedang menemani AF (Ahmad Fatullah), orang yang diduga orang dekat Luthfi Hassan Ishaaq di Hotel Le Meridien.
Johan Budi tak menjelaskan secara rinci apa yang diperbuat oleh AF dan M sebelum ditangkap penyidik KPK. Hal itu jelas membangkitkan rasa penasaran apa yang diperbuat keduanya. Apalagi M diketahui berusia muda. Tentu menimbulkan kecurigaan jika keduanya berada dalam hotel. Anggapannya pun cenderung miring soal perbuatan keduanya.
-- Tolong dijelaskan wahai pak ustad --
0 komentar:
Posting Komentar